Gagalnya Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Berita Duka: Gagalnya Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 dan Pergolakan Politik yang Menghantui Dunia Sepak Bola Tanah Air

 

FIFA Mencoret Indonesia sebagai Tuan Rumah

KOMANDANNEWS.COM – Federation Internationale de Football Association (FIFA) pada hari Rabu, 29 Maret 2023 secara resmi menghapus negara Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 tahun 2023 . Keputusan tersebut tidak dapat diganggu gugat. Ada berbagai upaya yang dilakukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pemerintah Indonesia namun tidak berhasil untuk tetap mempertahankan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. FIFA tidak tidak menjelaskan secara spesifik alasan mengapa Indonesia gagal menjadi tuan rumah dan federasi tersebut hanya menuliskan “situasi terkini” yang menjadi landasan utama keputusan pembatalan. Sejak bulan Oktober 2019, Indonesia telah ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 yang diputuskan di dalam Rapat Dewan FIFA di Shanghai, China. Pada saat itu Indonesia berhasil mengalahkan beberapa negara kandidat seperti Peru dan Brazil. Momentum bersejarah ini seharusnya berlangsung pada tahun 2021, namun harus diundur karena situasi pandemi yang masih mengancam dunia dan akan dilanjutkan pada tahun 2023. Pada akhirnya FIFA menunjuk Argentina sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.

Kerugian Indonesia yang Batal Menjadi Tuan Rumah

Kegagalan Indonesia membawa kerugian yang besar bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi iklim sepakbola tanah air. Timnas Indonesia U20 dipastikan gagal untuk bermain di Piala Dunia U20 baik generasi pertama maupun generasi kedua. Generasi pertama yang melibatkan Bagus Kahfi dan kawan-kawan batal bermain karena adanya pandemi dan generasi kedua yang melibatkan Muhammad Ferari dan kawan-kawan yang harus terhenti sementara untuk tidak bermain di ajang bergengsi Piala Dunia. Selain kegagalan tim sepakbola Indonesia bermain di Piala Dunia, Indonesia juga terancam sanksi FIFA. Kejadian yang terjadi pada tahun 2015 ini justru terulang kembali di tahun 2023. 

 

Pemerintah dan masyarakat juga kehilangan harapan khususnya daerah provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Solo, Palembang, dan Surabaya telah mengeluarkan banyak dana untuk persiapan menjadi tuan rumah yang sesuai dengan standar FIFA. Kerugian yang sangat berpengaruh untuk negara Indonesia ini sangat menghambat ambisi Indonesia untuk menggelar ajang olahraga kelas dunia lainnya. Dari banyak pandangan dunia, kemungkinan Indonesia akan sangat dikucilkan dari pentas olahraga internasional dan akan sangat mungkin hanya mentok menjadi tuan rumah di level Asia. Selain wajah negara Indonesia yang dikucilkan, sektor pariwisata enam kota penyelenggara dipastikan mengalami kerugian atas kegagalan ini. Ada banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah mempersiapkan diri untuk menyambut pesta olahraga internasional ini. Nailul Huda yaitu seorang peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan bahwa Indonesia kehilangan potensi keuntungan ekonomi mencapai Rp 188 triliun. Angka tersebut dihitung dari potensi pengeluaran secara langsung untuk biaya akomodasi penginapan hotel, transportasi, biaya makan dan minum, serta biaya tidak langsung yang mencapai 78 triliun seperti untuk kebutuhan membeli oleh-oleh dan biaya hiburan lainnya, terutama jika para atlet yang akan sambil berlibur di Bali. 

FIFA akan Tetap Dampingi PSSI

Walaupun Indonesia gagal menjadi tuan rumah, namun FIFA tetap berjanji untuk mendampingi sepak bola Indonesia. Terlepas dari keputusan FIFA tersebut, FIFA akan tetap membantu transformasi sepak bola Indonesia. Federasi tersebut akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan dan akan memberikan bantuan kepada PSSI terutama karena Indonesia baru saja diguncang oleh tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 yang lalu yang memakan 135 korban jiwa. 

Akmal Marhali Meminta Beberapa Pihak untuk Meminta Maaf

Koordinator Save our Soccer (SOS) yaitu Akmal Marhali meminta beberapa pihak yang menggagalkan Indonesia menjadi tuan rumah untuk segera meminta maaf. Pihak-pihak tersebut harus bertanggung jawab atas keputusan FIFA dan sebaiknya dituntut secara hukum yang berlaku. Akmal Marhali meminta agar kasus ini dapat ditangani secara serius oleh hukum. “Mereka yang membuat kegaduhan dan membuat Indonesia batal menjadi tuan rumah harus bertanggung jawab secara moral dan meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena kehilangan kesempatan untuk mencetak sejarah. Indonesia telah menjadi bangsa yang gagal untuk menjalankan amanat yang besar,” ucap Akmal Kahari. 

Dari sisi pemerintah pusat dan pemerintah daerah belum ada penolakan terhadap penetapan Israel sebagai salah satu kontestan Piala Dunia U20. Akan tetapi terdapat dua pihak yang menjadi sorotan masyarakat Indonesia yang kemungkinan menjadi dasar FIFA dalam mengambil keputusan pembatalan yaitu Gubernur Jawa Tengah yaitu Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali yaitu I Wayan Koster. Kedua gubernur ini menyuarakan untuk menolak kehadiran tim Israel ke Indonesia. I Wayan Koster sempat mengirimkan surat penolakan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga bahwa ia menolak tim Israel untuk bermain di Bali sedangkan Ganjar Pranowo menyinggung komitmen Presiden Soekarno untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Selain itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga secara tegas mengatakan bahwa mereka menolak keikutsertaan Israel untuk hadir sebagai kontestan Piala Dunia U20 di Indonesia. Kemungkinan besar akibat dari penolakan-penolakan ini membuat FIFA akhirnya memutuskan untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah. 

Perdebatan Narasi Masyarakat Indonesia di Media Sosial

Ada banyak masyarakat dunia yang awalnya menolak timnas Rusia mulai dari negara Perancis, Polandia, Inggris, Republik Ceko, Swedia, dan Wales karena kejadian invasi ke Ukraina sedangkan untuk kehadiran timnas Israel hanya ditolak oleh negara Indonesia. Setelah keluarnya pernyataan resmi dari FIFA, masyarakat Indonesia berdebat dan saling tuding mencari aktor dari kegagalan kali ini. Ada banyak komentar dan kekecewaan masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia yang sampai hari ini juga tidak meredakan perdebatan di media sosial. 

Warganet Indonesia berbondong-bondong menyerbu instagram Ganjar Pranowo. Akun @gok_ga mengatakan kekecewaannya dan sekaligus mengucapkan selamat kepada Ganjar Pranowo yang telah mengubur mimpi anak muda Indonesia untuk bermain di Piala Dunia. Selain itu akun @purwokertocity_ mengatakan bahwa 29 Maret 2023 ditetapkan sebagai Hari Patah Hati Nasional. Semakin banyak anak muda yang kehilangan respek terhadap pernyataan Ganjar Pranowo. Begitu juga dengan instagram Wayan Koster yang juga diserang oleh warganet. Akun instagram @frozen_fuits_jakarta mengatakan bahwa Wayan Koster sekalian saja menolak Israel di World Beach 2023 dan turis-turis asing lainnya yang masuk ke Bali karena mengancam keamanan Bali. 

baca juga : 6 Respons Erick Thohir hingga Jokowi Usai FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Media sosial hari ini masih dipenuhi dengan kekecewaan terhadap iklim sepak bola internasional dan khususnya sepak bola tanah air. Perdebatan saling menyalahkan masih bergulir padahal di lain sisi FIFA masih berusaha keras untuk membantu Indonesia dalam berbenah pasca tragedi Kanjuruhan. Ada banyak narasi pro dan kontra yang tersebar di berbagai macam platform media sosial. Narasi politik juga tidak dapat dilepaskan sebagai variabel yang memungkinkan bahwa variabel tersebut menjadi faktor utama atas terjadinya kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top