Asal-Usul Alat Penyajian Kuliner Tradisional Nasi Jamblang Menggunakan Daun Jati

Bagi masyarakat Cirebon, nasi Jamblang bukanlah hal yang asing lagi. Bahkan Nasi Jamblang bisa dibilang sudah menjadi bagian dari mereka dan sudah ada sejak jaman dahulu. Penasaran mengapa Nasi Jamblang dibungkus menggunakan daun jati? Berikut adalah pembahasan mengenai asal usul alat penyajian kuliner tradisional nasi jamblang menggunakan daun jati.

Asal Usul Alat Penyajian Kuliner Tradisional Nasi Jamblang Menggunakan Daun Jati

Sebelum membahas lebih jauh tentang penggunaan daun jati sebagai bungkus Nasi Jamblang kita bahas terlebih dahulu tentang asal usul Nasi Jamblang. Sejak jaman penjajahan Belanda, nasi jamblang mulai dikenal di tengah masyarakat kalangan bawah.

Seperti yang kita tahu, nasib masyarakat Indonesia saat jaman penjajahan sangat tidak baik, bahkan untuk membawa nasi pun mereka harus sembunyi-sembunyi. Saat membangun jalan dari Anyer hingga Panarukan saat di bawah kepemimpinan Daendels, rute pembangungan tersebut melewati Kota Cirebon.

Baca Juga : Makassar Kota Penuh Makanan Khas Suku Bugis

Saat melewati Cirebon dan saat para pekerja merasa lapar, dua orang yakni Ki Antara atau H Abdul Latief dan istrinya Tan Piauw Lun merasa kasihan pada para pekerja. Akhirnya mereka berdua pun memberikan nasi dengan lauk seadanya yang dibungkus dengan daun jati. Nasi itu hampir setiap hari diberikan kepada pekerja saat menjelang makan siang.

Para pekerja merasa tidak enak apabila terus menerus hanya diberi secara cuma-cuma. Akhirnya para pekerja bersepakat untuk memberikan sejumlah uang seikhlasnya untuk menggantikan kebaikan pasangan suami istri tersebut.

Isi Nasi Jamblang dan Alasan Mengapa Bungkusnya Menggunakan Daun Jati

Penyajian Nasi Jamblang yakni nasi dengan ukuran yang pas dan diberikan beberapa lauk seperti sambal, dan sayur sederhana. Akan tetapi dalam penyajiannya, para pembeli akan dihadapkan dengan beberapa lauk seperti goreng-gorengan, sate-satean, atau kerupuk sebagai lauk pelengkap yang bisa diambil secara prasmanan.

Nasi Jamblang biasanya dijual di tenda-tenda sederhana yang memiliki penataan meja cukup khas. Penataan mejanya berbentuk lingkaran, dengan berbagai lauk ditengahnya. Sehingga para pembeli duduk melingkar di sekeliling lauk yang sudah disajikan.

Jika kamu tertarik untuk merasakan lezatnya Nasi Jamblang khas Cirebon ini cukup gampang untuk menemuinya. Nasi Jamblang banyak dijual di sepanjang jalan Pantura Cirebon hingga Kota Cirebon. Kamu bisa menemui penjual Nasi Jamblang dengan tenda atau restoran-restoran di sekelilingnya.

Lalu mengapa alat penyajian kuliner tradisional nasi jamblang menggunakan daun jati? Sebenarnya tidak ada alasan terlalu khusus mengapa Nasi Jamblang dibungkus menggunakan daun jati. Karena pada masa penjajahan, daun yang tersedia hanyalah daun jati yang bisa dijadikan bungkus.

Karena ketidaksengajaan tersebut, justru hal ini menjadi sebuah ciri khas tersendiri bagi Nasi Jamblang. Bahkan nasi yang dibungkus menggunakan daun jati justru memiliki rasa yang lebih lezat. Nasi yang dibungkus dengan daun jati memiliki warna kemerahan dan aroma daun jati yang khas. Selain itu tekstur nasi nya menjadi lebih lembut dan juga pulen.

Namun seiring berkembangnya jaman, banyak penjual nasi jamblang yang membungkus nasi menggunakan kertas nasi. Tapi jangan khawatir, untuk merasakan khasnya nasi jamblang yang asli, kamu masih dapat menemukan nasi yang dibungkus daun jati dengan mudah.

Nah sekian dahulu ya pembahasan mengenai apa itu nasi jamblang, dan mengapa makanan khas Cirebon ini dibungkus menggunakan daun jati. Jika berkunjung ke Cirebon jangan lupa untuk mencicipi lezatnya nasi jamblang ini ya. sampai jumpa!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top